Read more: http://epg-studio.blogspot.com/2009/05/membuat-sapaan-untuk-pengunjung-blog.html#ixzz1fLNfTq4W

Pages

Subscribe:

Senin, 28 November 2011

Lemahnya Mental Wirausaha di Indonesia
Posted by ryan on January 26th, 2011

mental wirausaha di indonesiaPengusaha yang sukses bukanlah pengusaha yang bisa memulai bisnis dalam skala besar dalam waktu singkat. Wirausaha bukanlah sebuah hal yang bisa dibangun secara instant. Wirausahawan sukses adalah mereka yang berhasil mengatasi naik turunnya usaha dan tetap berdiri tegak. Skala keberhasilan wirausaha bukanlah semata pada jumlah omset yang dimiliki, akan tetapi lebih pada kemampuah sang wirausahawan untuk mempertahankan usahanya dalam menghadapi berbagai arus perubahan yang sedikit banyak memiliki pengaruh pada usahanya.

Pada bagian inilah, mental wirausaha seseorang sangat diuji. Seseorang boleh saja mengklaim bahwa dia sudah memiliki usaha tersebut sejak lama, atau mungkin usaha tersebut sudah diwarisi dari urang tua mereka. Akan tetapi, kehidupan usaha tersebut lebih tergantung pada mental wirausaha orang tersebut dalam menjalankan roda usahanya.

Bagaimana dengan mental wirausaha di Indonesia? Beberapa pakar mengatakan bahwa mental wirausaha di Indonesia masih sangat lemat. Orang Indonesia lebih menyukai bekerja sebagai karyawan daripada mencoba mendirikan usaha mandiri atau meneruskan usaha mereka. Salah satu ciri lemahnya mental wirausaha di Indonesia adalah keengganan seseorang untuk menempuh berbagai resiko yang mungkin timbul dalam usaha yang dijalankannya. Resiko kegagalan ataupun resiko merugi dari sebuah usaha tentu berbanding lurus dengan “resiko” mendapatkan keuntungan. Sayangnya, masih banyak orang Indonesia yang tidak siap menghadapi resiko kegagalan. Keengganan menghadapi resiko kegagalan tersebut disikapi dengan tidak menjalankan usaha.

Semangat enterpreneurship seharusnya dilandasi dengan semangat pantang menyerah. Ada macam sikap mental yang seharusnya dimiliki oleh seorang wirausahawan.

1. Memiliki semangat enterpreneurship dasar yaitu keinginan untuk memiliki penghasilan yang lebih baik daripada bekerja pada orang lain. Keinginan untuk mandiri, lebih sejahtera dan memiliki kehidupan yang lebih baik akan membawa seseorang pada keinginan berusaha secara mandiri.

2. Semangat enterpreneurship lain yang harus dimiliki adalah keinginan untuk mandiri. Bekerja pada perusahaan milik orang lain boleh jadi lebih nyaman, akan tetapi Anda tidak akan pernah menjadi mandiri. Sikap mental seperti ini yang masih jarang dimiliki oleh banyak orang di Indonesia. Banyak orang memilih berada di zona nyaman mereka hingga masa pensiun tiba dibanding membuat sebuah gebrakan besar dalam kehidupan mereka dengan berwirausaha.

3. Berani mencoba adalah satu bagian dari semangat enterpreneurship yang harus selalu dimiliki para calon wirausahawan. Tidak ada bayi yang langsung bisa berlari. Bayi harus melalui fase merangkak, belajar berdiri, belajar berjalan hingga mampu berjalan dengan dua kaki tanpa terjatuh. Analogi yang sama harus diterapkan oleh seorang wirausahawan. Berani mencoba menjadi seorang wirausahawan adalah salah satu kunci wirausaha sukses. Bagaimana Anda bisa mendapatkan hasil wirausaha sukses sementara Anda bahkan tidak berani mencoba

4. Semangat enterpreneurship lain adalah tahan banting. Kegagalan memang sangat menyakitkan, akan tetapi bukan merupakan sebuah alasan untuk menyerah. Semangat wirausaha sukses adalah menyikapi kegagalan sebagai sebuah pelajaran besar. Evaluasi menyeluruh akan memungkinkan Anda menjalani wirausaha sukses tersebut. Satu keberhasilah mungkin harus ditempuh melalui 99 kegagalan. Seorang pelaku wirausaha sukses akan selalu menerapkan prinsip tersebut pada setiap bidang usaha yang akan dilaksanakannya.

Sayang sekali prinsip-prinsip tersebut masih jarang dihayati oleh para wirausahawan pemula dan calon wirausahawan di Indonesia. Banyak dari mereka yang kemudian memilih banting kemudi menjadi pekerja karena merasa gagal dalam wirausaha mereka. Sebagian lagi memilih menjalani kehidupan dalam roda zona nyaman mereka sebagai pekerja yang ironisnya bekerja untuk memperkaya orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar